Menyelami Dunia English Football League (EFL): Struktur, Sejarah, dan Klub Anggotanya
Sekilas Tentang EFL
English Football League (EFL) adalah kompetisi liga profesional tertua di dunia, berdiri sejak 17 April 1888. Saat ini, EFL menjadi tulang punggung sepak bola Inggris di bawah naungan Premier League. Mayoritas klubnya berasal dari Inggris, namun ada juga empat klub asal Wales yang turut ambil bagian.
Struktur liga ini terbagi menjadi tiga divisi, yaitu Championship, League One, dan League Two, yang secara keseluruhan visit us menaungi 72 klub profesional. Sistem promosi dan degradasi menjadi inti dari kompetisi ini, memungkinkan klub-klub naik ke Premier League atau turun ke National League berdasarkan performa mereka. EFL bukan hanya menjaga warisan sejarah sepak bola Inggris, tapi juga terus membakar semangat persaingan di setiap musim.
Struktur dan Format Kompetisi
Kompetisi di EFL berjalan di atas tiga tingkatan yang saling terhubung:
-
EFL Championship
Merupakan divisi kedua dalam hierarki sepak bola Inggris dan dianggap sebagai liga tingkat dua paling kompetitif di dunia. Klub-klub di sini berjuang keras demi tiket promosi ke Premier League, menjadikan setiap laga penuh tekanan dan emosi. -
League One
Di tingkat ketiga ini, kita melihat percampuran antara klub-klub legendaris dan tim-tim ambisius yang ingin naik kelas. Pertandingan sengit antar rival lokal jadi warna khas yang tak pernah pudar. -
League Two
Divisi keempat ini menjadi tempat pembuktian klub-klub kecil dengan semangat besar. Klub papan atas berusaha promosi, sementara yang terbawah terancam turun ke National League.
Tak hanya liga, EFL juga menyelenggarakan dua kompetisi piala:
-
EFL Cup (sering disebut dengan nama sponsor)
Ajang ini mempertemukan klub dari semua tingkatan, termasuk Premier League. Peluang untuk membuat kejutan terbuka lebar. -
EFL Trophy
Dikhususkan untuk klub League One dan League Two, dengan tambahan tim muda dari kasta atas. Piala ini menjadi kesempatan emas bagi klub-klub kecil meraih prestasi nasional.
Struktur kompetisi yang rapi dan berlapis ini menjadikan setiap musim EFL penuh drama dan kejutan. Tidak ada pertandingan yang benar-benar bisa dianggap enteng.
Sejarah Singkat: Dari Royal Hotel ke Liga Modern
Cikal bakal EFL bermula dari langkah revolusioner yang diprakarsai oleh William McGregor, seorang direktur Aston Villa, pada tahun 1888. Ia mengumpulkan 12 klub di Royal Hotel, Manchester, untuk membentuk Football League pertama.
Klub-klub pendiri tersebut antara lain: Aston Villa, Blackburn Rovers, Bolton Wanderers, Burnley, Derby County, Everton, Notts County, Preston North End, Stoke, West Bromwich Albion, dan Wolverhampton Wanderers.
Liga ini terus berkembang hingga mencakup 92 klub pada tahun 1950. Namun, pada 1992, liga mengalami perubahan besar saat klub-klub papan atas membentuk Premier League. Struktur yang tersisa kemudian bertransformasi menjadi EFL seperti yang kita kenal hari ini—sebuah sistem yang menjaga akar sepak bola Inggris dan menjadi jalur utama menuju kasta tertinggi.
Klub-Klub Anggota Saat Ini
Saat ini, EFL terdiri dari 72 klub yang tersebar di tiga divisi. Setiap klub memiliki ikatan kuat dengan komunitas lokal mereka—bukan sekadar tim sepak bola, tapi bagian dari identitas wilayah.
Beberapa ciri penting klub anggota EFL:
-
Komposisi yang Dinamis
Berkat sistem promosi dan degradasi, keanggotaan EFL selalu berubah setiap musim. Klub-klub bersejarah seperti Preston North End atau Bolton Wanderers terus berbagi panggung dengan pendatang baru yang penuh semangat. -
Kehadiran Klub Asal Wales
EFL tak hanya untuk klub Inggris. Empat klub asal Wales—Cardiff City, Swansea City, Wrexham, dan Newport County—ikut serta secara penuh dalam struktur liga, memperkaya dinamika lintas wilayah di sepak bola Inggris. -
Ragam Kompetitif yang Luas
Dari perebutan tiket promosi di Championship hingga pertempuran sengit di dasar klasemen League Two, semua level menawarkan cerita yang unik. Klub-klub ini adalah representasi dari keanekaragaman ambisi, sejarah, dan budaya sepak bola Inggris.
Setiap musim dalam EFL bukan hanya soal skor dan klasemen. Ini adalah narasi penuh perjuangan, kejutan, dan emosi yang dirasakan di tribun hingga ke jantung kota kecil Inggris.